Selasa, 09 Juli 2013

Apa Tujuan Investasi Anda?

Permasalahan yang sering diahadapi para pemain reksadana adalah tidak adanya kesesuaian antara investasi dengan hasil yang diharapakan. Setelah ditelaah, ternyata, sebabnya adalah tidak jelasnya tujuan investasi. Penetapan tujuan investasi menjadi hal yang maha penting dalam investasi reksadana.
Anda harus menetapkan tujuan investasi Anda sebelum masuk ke reksadana entah untuk jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang. Tujuan menjadi kompas yang menentukan arah investasi Anda.
Biasanya orang hanya menyimpan uang di reksadana sebagai alternatif investasi selain deposito. Sikap seperti ini tidak dianjurkan. Apa pun pilihan investasi Anda tentukan tujuannya. Apakah jangka pendek yang berkisar kurang dari tiga tahun, jangka menengah yang berlangsung antara 3-5 tahun, atau jangka panjang di atas lima tahun. Dari sini, dapat diketahui reksadana macam apa yang pas untuk dipilih dan risiko yang akan dihadapi.

Jika sudah menentukan tujuan dan jangka waktu berinvestasi dengan reksadana, saatnya untuk memutuskan produk mana yang akan dipilih. Reksadana saham memiliki risiko lebih besar dibandingkan reksadana pendapatan tetap, tapi mempunyai keuntungan yang lebih besar karena jangka waktunya lebih lama.

Oleh karenanya, jangan sampai memilih reksadana saham, jika tujuan investasi Anda di reksadana hanya dalam jangka pendek, sebab keuntungannya tak akan terasa dan justru bisa membuat rugi. Jika tujuan Anda jangka pendek maka Anda cocok untuk reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang, Bila tujuan Anda untuk jangka menengah, maka sebaikanya produk yang dipilih antara reksadana campuran.

Dari sisi risiko investasi, bila diurutkan berdasarkan besar kecilnya, maka reksadana pasar uang memiliki risiko terkecil, disusul reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham. Demikian juga untuk keuntungannya, reksadana saham memegang urutan pertama, disusul reksadana campuran, reksadana pendapatan tetap, dan reksadana pasar uang.

Nah, tugas selanjutnya, jika Anda ingin memulai berinvestasi di reksadana, mudah saja caranya. Anda tinggal menentukan tujuan, lalu pilih jangka waktu, pilih manajer investasi (MI) dan perencana keuangan yang handal, dan tentukan produk reksadana yang akan mengelola uang Anda.

Kini, sudah ada reksadana terproteksi. Kalau dilihat dari artinya, reksadana terproteksi adalah reksadana yang selain memberikan potensi tingkat pengembalian (return) juga bertujuan untuk memberikan proteksi investasi pada saat (biasanya) jatuh tempo melalui mekanisme investasi di reksadana tersebut. Proteksi itu timbul bukan karena ada pihak ketiga (bank atau asuransi) yang memberikan proteksi, melainkan karena reksadana tersebut berinvestasi pada instrumen tertentu.

Yang sering terlihat, reksadana terproteksi berinvestasi pada obligasi untuk dapat memberikan proteksi atas investasi awal. Mengapa demikian? Karena salah satu konsep dasar obligasi, yaitu pada saat jatuh tempo harganya akan kembali ke 100 (par). Dengan adanya kepastian harga tersebut dan memperhitungkan jumlah kupon yang akan diterima sebelum obligasi jatuh tempo, MI dapat menghitung berapa jumlah obligasi yang harus dibeli pada saat awal supaya pada saat jatuh tempo nanti uang yang diterima dari hasil pelunasan obligasi beserta seluruh kuponnya (bila ada) paling tidak akan memenuhi nilai investasi awal. Sisa dana yang tidak dibelikan obligasi dapat digunakan untuk menutup biaya-biaya dan juga bisa dibelikan tambahan obligasi atau instrumen investasi lain yang dapat memberikan potensi return.

Memang ada beragam reksadana terproteksi di pasar dengan instrumen di dalamnya yang biasanya juga berbeda-beda, namun konsep dasarnya sama yaitu bagaimana menyusun portofolio agar pada saat jatuh tempo reksadana tersebut, nilai investasi awal akan dapat diperoleh.

Tujuannya agar nasabah tidak panik ketika berinvestasi di reksadana. Penawaran dari reksadana terproteksi adalah perlindungan terhadap dana awal yang disetorkan oleh investor dalam jangka waktu tertentu. Dana awal yang disetorkan tidak akan berkurang, tapi nasabah harus menyimpan dana tadi selama sekian tahun. Dengan cara ini, MI tak akan menjual obligasi, walaupun kondisi ekonomi sedang carut marut, karena dia harus memproteksi dana yang disetor investor.

TIP MEMILIH REKSADANA
Bagaimana mengetahui reksadana yang baik dan menguntungkan?
Pertimbangkan saja aspek-aspek berikut ini:
1. Keuntungannya harus optimal, dalam arti sesuai dengan risiko yang dihadapi.
2. Apakah ia mempunyai likuiditas yang relatif tinggi. Misalnya untuk portofolio obligasi, dilihat ratingnya, untuk saham apakah termasuk LQ45 atau tidak.
3. Memilih MI dengan dana kelolaan yang memadai pada reksadana yang Anda pilih. Tapi mesti ingat, butuh waktu untuk mencapai keuntungan yang maksimal, jadi jangan terkecoh dengan besarnya dana kelolaan, padahal waktunya belumlah lama.
4. Hitung biaya masuk, biaya manajemen, biaya switching, dan biaya keluar.

Sumber : http://www.fileinvestasi.com/investasi/reksa-dana/233-apa-tujuan-investasi-anda