Selasa, 09 Juli 2013

7 Kunci di Reksadana

Pasar keuangan masih muram. Harga saham dan surat utang terhempas. Memasuki tahun kerbau, apakah reksadana ikut redup? Sulit diprediksi. Sekadar banding, di tahun 2008 para pelaku industri ramai-ramai menggeret pertumbuhan reksadana, tapi di tahun ini produksi reksadana cenderung sepi. Buktinya, ada 602 produk reksadana dan 129 di antaranya pendatang baru di 2008. Namun di akhir tahun lalu, NAB reksadana anjlok 18,74% menjadi Rp 74,35 triliun.
Di tengah pertumbuhan reksadana yang masih redup di awal tahun ini, industri ini terhadang kendala baru. Pemerintah berencana memungut pajak penghasilan (PPh) atas bunga obligasi yang menjadi portofolio reksadana. Hingga 2010 tarif pajak masih nihil, bebas pajak. Tapi di 2011-2013 bunga obligasi di portofolio reksadana terkena PPh 5%. Selanjutnya, pada tahun 2014 dan seterusnya menjadi 20%. Apakah dengan ini daya tarik reksadana bakal surut? Pendapatan yang tergerus PPh mudah-mudahan tidak mengurungkan niat pemint reksadana. Sebab, produk ini terlanjur menjanjikan keuntungan dan bebas pajak bagi investor.

Apa Tujuan Investasi Anda?

Permasalahan yang sering diahadapi para pemain reksadana adalah tidak adanya kesesuaian antara investasi dengan hasil yang diharapakan. Setelah ditelaah, ternyata, sebabnya adalah tidak jelasnya tujuan investasi. Penetapan tujuan investasi menjadi hal yang maha penting dalam investasi reksadana.
Anda harus menetapkan tujuan investasi Anda sebelum masuk ke reksadana entah untuk jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang. Tujuan menjadi kompas yang menentukan arah investasi Anda.
Biasanya orang hanya menyimpan uang di reksadana sebagai alternatif investasi selain deposito. Sikap seperti ini tidak dianjurkan. Apa pun pilihan investasi Anda tentukan tujuannya. Apakah jangka pendek yang berkisar kurang dari tiga tahun, jangka menengah yang berlangsung antara 3-5 tahun, atau jangka panjang di atas lima tahun. Dari sini, dapat diketahui reksadana macam apa yang pas untuk dipilih dan risiko yang akan dihadapi.

Senin, 24 Juni 2013

Kiat memilih Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)

Masa pensiun adalah situasi di mana penghasilan keuangan kita mengalami masa pacekik dan turun drastis karena biasanya fasilitas gaji dan tunjangan jabatan yang tinggi sudah tidak diperolehnya lagi.
Oleh karena itu masa pensiun adalah masa 'momok' yang menakutkan dianggap sebagian besar masyarakat kita karena ketidaksiapan menghadapi situasi yang tidak menentu pada saat purna pensiun.

Sangat penting sekali memiliki program dana pensiun sendiri secara maksimal pada saat ini di mana biaya hidup semakin tinggi dan jaminan hari tua yang tidak bisa diandalkan 100% akan mencukupi kebutuhan hidup.
Bagi orang awam yang akan memilih program dana pensiun untuk pribadi dan keluarganya maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan supaya memberikan manfaat maksimal.

Pencanangan program dana pensiun di Indonesia secara luas didukung oleh kebijaksanaan pemerintah melalui UU No. 11 Tahun 1992 mengenai pembentukan Dana Pensiun. Sehingga hak memperoleh dana pensiun tidak hanya untuk pegawai negeri saja tetapi merupakan hak semua pekerja baik menjadi karyawan atau bekerja secara mandiri (wiraswasta). Melalui UU tersebutlah timbul pembentukan DPPK (Dana Pensiun PemberiKerja ) dan DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan).

Senin, 18 Februari 2013

Apa Bedanya DIRE Dengan Reksa Dana?

  1. Perbedaan DIRE Dengan Reksa Dana?
Meskipun DIRE berbentuk KIK dan strukturnya mirip dengan reksa dana, tetapi DIRE bukan reksa dana. Ada beberapa karakteristik khusus yang tidak sesuai dengan batasan reksa dana saat ini, contohnya reksadana diharamkan meminjam dana dari pihak lain untuk berinvestasi, sedangkan DIRE diperbolehkan untuk meminjam uang saat membeli aset real estat dengan syarat pinjaman tersebut tidak melebihi 30% dari nilai aset tersebut.
  1. Apa yang Menjadi Keunggulan dari DIRE?
DIRE mempunyai keunggulan dalam perpajakan, di sejumlah negara DIRE tidak dikenakan pajak penghasilan pada tingkat perusahaan, misalnya perusahaan properti biasa apabila mendapat penghasilan dari menyewakan propertinya akan dikenakan pajak penghasilan tetapi tidak pada DIRE. Namun pendapatan berupa dividen yang diterima pemodal akan dikenakan pajak.
Namun untuk mendapat perlakuan khusus tersebut, ada beberapa batasan bagi DIRE. Batasan ini didasarkan pada pemikiran bahwa DIRE adalah investasi jangka panjang dan investasi pasif. Oleh karena itu DIRE tidak boleh bertindak seperti operating company, maksudnya DIRE dilarang untuk memperjual-belikan aset propertinya secara aktif dalam waktu yang singkat. Tetapi pembatasan DIRE sendiri berbeda-beda disetiap negara.
Tetapi di Indonesia sendiri belum ada kepastian mengenai pajak untuk DIRE.

Apa itu DIRE (Dana Investasi Real Estat)?

1.      Apa Itu DIRE?
DIRE (Dana Investasi Real Estat) atau dikenal juga sebagai REIT (Real Estate Investment Trust) adalah salah satu sarana investasi baru yang secara hukum di Indonesia akan berbentuk KIK (Kontrak Investasi Kolektif).
DIRE diartikan sebagai kumpulan uang pemodal yang oleh perusahaan investasi akan diinvestasikan ke bentuk aset properti baik secara langsung seperti membeli gedung maupun tidak langsung dengan membeli saham/obligasi perusahaan properti.
DIRE diwajibkan menginvestasikan minimum 80% dari dana kelolaannya ke real estate dimana minimum 50%nya harus berbentuk aset real estate langsung.

SUN (Surat Utang Negara)

SUN merupakan surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya.
Bentuk dari SUN antara lain :
  1. warkat diperdagangkan atau tidak diperdagangkan di Pasar Sekunder
  2. tanpa warkat (scriptless),diperdagangkan atau tidak diperdagangkan di Pasar Sekunder
Jenis SUN :
  1. Surat Berharga Negara(Treasury Bill); tenor s.d. 12 bulan, pembayaran bunga secara diskonto(discounted paper)
  2. Obligasi Negara (Treasury Bonds), tenor di atas 12 bulan dengan kupon atau pembayaran bunga secara diskonto (zero coupon bonds)

Beberapa Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Melakukan Investasi

1.      Mengenali diri sendiri
·        Berapa banyak uang yang akan anda perlukan di masa depan? (perencanaan masa depan).
Jika anda tidak tahu tujuan financial anda sendiri, anda akan terus merasa kekurangan karena anda tidak tahu seberapa banyak yang sebenarnya menurut anda cukup.
Jadi, pertama-tama anda perlu menentukan berapa banyak yang anda butuhkan untuk membayar semua pengeluaran dalam hidup anda, dan untuk dapat pensiun dalam keadaan yang relatif layak dan nyaman.
·        Seberapa besar tingkat risiko yang dapat anda terima?
Setiap reksa dana memiliki tingkat risiko yang berbeda yang telah dijelaskan pada topik sebelumnya.
Tapi saat anda melihat risiko, mungkin anda merasa anda adalah seorang yang konservatif yang hanya bisa menerima risiko yang kecil. Sebenarnya anda mungkin bisa saja menerima risiko yang lebih besar dari yang anda kira, hanya saja anda perlu mengetahui bahaya yang menyertai risiko tersebut dan mempelajari strategi untuk melindungi diri.
·        Berapa lama anda mau menunggu sebelum anda dapat mengambil profit? (jangka waktu)